110. Kapan istirahat kapan kerja

-

 

Apa bedanya pekerja keras dan pecandu kerja ?

 

Pecandu kerja menghabiskan waktu di tempat kerja melebihi jam normal. Mereka memanfaatkan pekerjaan untuk mengurangi rasa bersalah dan cemas karena masalah tertentu. Gila kerja membuat Lo meninggalkan hobi, olahraga atau hubungan dengan orang – orang dekat.

Workaholism menunjukan kebutuhan yang tidak terkendali untuk terus bekerja.

 

Walau kecanduan kerja kadang dianggap baik tapi kalo keseringan di luar batas normal akan menimbulkan masalah. Seperti kecanduan yang didorong paksaan bukan rasa dedikasi pekerjaan secara wajar.

 

Kenyataannya orang yang kecanduan kerja sangat tidak senang dan menderita karena bekerja, mereka terlalu memikirkan pekerjaan dan tidak dapat mengendalikan keinginan untuk bekerja. Mereka akan lebih menghabiskan waktu di pekerjaan hingga mengganggu aktivitas di luar pekerjaan.

Ciri – ciri workaholic :

·         Terobsesi bekerja lebih banyak, lebih lama dan lebih sibuk.

·         Menghabiskan lebih banyak waktu bekerja daripada yang Lo inginkan.

·         Bekerja untuk mengurangi rasa bersalah, depresi, cemas atau putus asa.

·         Mengabaikan saran atau perminataan orang lainuntuk mengurangi pekerjaan.

·         Memiliki masalah Kesehatan akibat stress pekerjaan.

 

Ubah pola pikir workaholic :

·         Mengambil cuti, karena Lo perlu istirahat. Pikikrkan bahwa apa yang Lo kerjakan, harus sepada denga napa yang didapatkan.

·         Untuk mempertahankan kesuksesan karir, memang dituntut kerja kerja keras, namun kalo Lo sampe lupa segala – galanya itu pemikiran yang salah. Belajar untuk mengatur waktu dan menentukan prioritas dengan baik dalam bekerja.

·         Bekerja berlebihan bisa membuat Kesehatan Lo menurun. Penting untuk memperhatikan kondisi Kesehatan.

·         Karena tebriasa dengan banyak pekerjaan, Lo akan merasa aneh suatu waktu kalo Lo ga bekerja, atasi cemas Lo dengan Teknik mindfulness. Dimana Lo hadir utuh.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merasa diri tak berharga

-
  1.      Orang yang memiliki kecenderungan merasa tak berharga, selalu berpikir bahwa dia adalah manusia yang tidak diinginkan siapapun, bahkan ia meyakini bahwa jika ia berhasil mendapat apa yang diinginkan , ia akan mengalami nasib sial. Orang – orang kaya gini memandang hidup dengan skeptis, selalu mengasihani diri dan secara bertahap menghancurkan diri sendiri dan menolak menggunakan talenta – telenta yang dikaruniakan Tuhan kepadanya.   Orang – orang yang merasa tak berharga belum tentu mau diperlakukan tidak baik oleh orang lain. Misal Lo adalah orang yang pandai di akademis, aktif di organisasi, berprestasi di luar kampus, akan tetepi ketika Lo diminta memutuskan bekerja atau jadi pengusaha, Lo kebanyakan mikir dan pertimbangan gitu, tau – tau Lo udah jadi pengangguran selama setahun.   Atau Lo pernah ketemu ga si ama orang yang banyak alasan, terus takut ditipu atau dibohongi sama orang lain, itu termasuk pembuktian dari limiting belief. ...
Baca selengkapnya

Menyerah sebelum memulai

-
  1.        Orang – orang yang merasa helpless udah ga bisa ditolong lagi, walaupun goal yang dia rancang sangat mungkin untuk dicapai akan tetepi dia tidak memiliki keyakinan kalo dia bisa mencapai hal itu.   Limiting belief membuat orang menyerah sebelum memulai. Ia akan meyakinkan diri bahwa goal itu memang dapat diraih orang lain tapi tidak dengan dirinya, sebab ia tak memiliki cukup kapabilitas, kecakapan, bakat, Kesehatan dsb.   Limiting belief menghambat orang melakukan sesuatu padahal dia memiliki keinginan yang ingin dicapai. Tidak heran dia mudah iri menyaksikan keberhasilan orang lain. Dia juga menderita penyakit rendah diri.   Sering ga Lo menemukan orang bertahan pada orang atau lingkungan yang sama, karena dia merasa ga bakal diterima oleh siapapun karena merasa tidak berkemampuan atau punya nilai unggul sendiri ? Mereka aslinya suka mengeluh sama kondisi mereka, tapi seolah mereka ga berdaya untuk mengambil...
Baca selengkapnya

Memprogram ulang limiting belief

-
  1.     Robert Dilts, salah satu pengembang NLP menyarankan agar Lo memperluas dan memperkaya persepsi tentang dunia ini dilihat dari sudut yang berbeda. Lo Lo ingin mencapai suatu tujuan akan tetapi Lo kurang yakin maka Lo bisa ekspansi sudut pandang dengan melihat segala perbedaan yang selama ini terhalang oleh belief system.   Perilaku Lo dituntun oleh keyakinan Lo. Agar Lo tetep bersemangat Lo perlu meluaskan sudut pandang hingga menemukan cara efektif agar bisa meraih goal. Untuk mengubah limiting belief Lo perlu mengetahui bagaimana cara mengubah perilaku, karena Lo gatau caranya maka limting belief Lo akan berkata bahwa Lo ga mampu.   Misal ada contoh kasus orang belum menyelesaikan tugasnya tepat waktu, maka jangan buru – buru menyimpulkan bahwa Lo ga bisa melakukan apa – apa, tapi coba tanyakan hal ini : “Bagaimana kalo gue bisa ?” “Apakah ada orang lain yang pernah melakukan hal ini sebelumnya ? apa yang dilakukannya ? apa yang dapat gue...
Baca selengkapnya